Minggu, 30 Oktober 2011

“Presiden Republik Abu-Abu (Eagle Award) ke UNSRI”

GS. Selasa (25/10), Mutiara Paramitha Andika, sutradara film presiden republik abu-abu beserta produser eagle award dari MetroTv mendatangi gedung teater FMIPA Unsri. Adapun kedatangan mereka ke kampus Unsri untuk mengadiri acara nonton bareng dan sharing film dokumenter eagle award yang merupakan rangkaian acara Pekan Politik Sriwijaya yang diadakan BEM Unsri dari tanggal 25-28 September 2011.
            Acara nonton bareng yang berawal dari pukul 13.30 itu pun disambut antusias oleh kurang lebih seratus mahasiswa Unsri. Namun situasi itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba listrik di kampus Unsri mati dan membuat panitia tidak bisa menampilkan proyektor sebagai alat nonton bareng. Sambil menunggu listrik hidup, panitia membuka sesi tanya jawab. Agus Ramdan sebagai produser Eagle Award menjelaskan film dokumenter itu sendiri merupakan film yang berisi fakta dan realita di dalamnya. Eagle award merupakan kompetisi tahunan film dokumenter yang diadakan MetroTv yang berawal dari tahun 2005 sampai dengan sekarang.
            Dalam kompetisi tahunan tersebut Eagle Award membuka peluang bagi pemuda-pemudi Indonesia maksimal 2 orang yang mempunyai ide-ide cemerlang yang tentunya mengangkat tema yang telah ditentukan tim eagle award dalam sebuah proposal. Proposal itu akan diseleksi dari 50 besar, 20 besar, 10 besar (semi finalis), sampai dengan 5 besar (finalis). Finalis eagle award akan mendapatkan beasiswa, pelatihan, dan penayangan di MetroTv. Adapun seluruh perlengkapan dalam pembuatan film dokumenternya difasilitasi MetroTv, ujarnya lagi.
            Setelah menunggu listrik hidup dengan sesi tanya jawab, akhirnya tiba saatnya nonton bareng film presiden republik abu-abu karya Mutiara Paramitha Andika dan rekannya Arief Setiawan. Film tersebut menceritakan seorang laki-laki yang sangat berjasa di Kp.Beting, Jakarta Utara (kampung yang hanya 15 menit dari Istana Negara). Beliaulah yang mengusahakan warga sekitar yang kurang mampu dalam mengurus masalah pembuatan ktp, pembuatan surat pengantar ke rumah sakit, sampai dengan mengusahakan pendidikan yang sangat berbelit-belit birokrasinya untuk warga kecil. Yang menjadi harapan warga kampung tersebut yaitu mereka hanya mengharapkan adanya pengakuan kewarganegaraan (Kartu Tanda Penduduk) dari pemerintah untuk masyarakat di sekitar kampung beting.
            Film tersebut diangkat menjadi film dokumenter, beralasan karena kota Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dengan pusat kemudahannya. Namun di Kp. Beting yang terletak hanya 15 menit dari istana negara masih saja terjadi kesusahan warga yang kurang mampu dalam membuat kartu tanda penduduk, dan hal-hal yang berkaitan dengan proses birokrasi seperti kesehatan, dan pendidikan. Bahkan mereka harus membayar sejumlah uang (atau istilahnya nembak) untuk pembuatan ktp yang memakan waktu lebih singkat dan mudah, ujar Mutiara Paramitha Andika dalam menjawab pertanyaan dari mahasiswa Unsri mengenai latar belakang mengangkat Kp.Beting sebagai subjek filmnya.
            Akhir dari acara nonton bareng dan sharing film dokumenter eagle award sore itu, beberapa mahasiswa Unsri yang menyampaikan pesan dan kesan menonton film dokumenter Presiden Republik Abu-Abu karya Mutiara Paramitha Andika dan rekannya Arief Setiawan. Salah satunya, Novia Kencana mahasiswa Fisip jurusan Administrasi Negara mengungkapkan sangat apresiasi terhadap film tersebut dan berharap film dokumenter ini dapat ditayangkan di depan para pejabat negara serta bioskop-bioskop Indonesia.(fenti)

2 komentar:

  1. senang sekali bisa hadir di UNSRI beberapa waktu lalu... namun maaf teman2... ada info yang harus diralat dari tulisan ini...

    kampung beting terletak kurang lebih 15km dari Istana negara.. :)
    nama sutradara filmnya juga bukan Afief setiawan tapi Afief riyadi... :)
    heheheee....
    salah2 ketik dikit.. :p

    BalasHapus
  2. hahaa.. atas nama pribadi saya yang menulisnya minta maaf mbak mutiara atas kesalahan penulisan nama dan alamat Kp.beting.
    ;D

    BalasHapus

terima kasih atas komentar anda