Selasa, 04 Oktober 2011

Aksi Hari Tani



Palembang , Peringatan Hari Tani (26/9/11) , diramaikan dengan aksi hari tani, gabungan dari belasan organisasi . Termasuk para mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, yang peduli akan nasib para petani. Juga 1500 petani yang berasal dari beberapa kabupaten di Sumatera Selatan , menambah semarak aksi ini. Dimulai dengan longmarch dari jembatan Ampera, hingga kantor Gubernur Sumatera Selatan.
Aksi dikawal para polisi ini, cukup menyita perhatian masyarakat sekitar. Lalulintas menjadi sedikit terhambat karena aksi longmarch. Panjangnya hingga 300 meter. Sorak-sorai massa aksi dikomandoi oleh ketua aksi, Hadi Jatmiko (Walhi Sumsel). Membuat semangat semakin memuncak untuk menyampaikan tuntutan para petani untuk sang pemimpin.
Empat tuntutan dasar yang disampaikan oleh gabungan aksi ialah : 1. Tolak RUU pengadaan tanah untuk pembangunan 2. Jaminan Akses Re-form bagi kaum tani 3. Tuntaskan konflik pertanian di Sumsel 4. Hentikan kekerasan dan intimidasi terhadap kaum tani dan buruh tani.
Di depan pasar cinde, massa aksi dikejutkan dengan masuknya oknum. Mereka ingin memprovokasi aksi tersebut. Namun, dengan sigap koordinator-koordinator aksi, cepat mengetahuinya, langsung menyerahkannya kepada polisi, Hadi jatmiko. Ketua aksi  mengingatkan kepada massa aksi  ” jangan mudah diprovokasi, hati-hati kepada provokator-provokator”.
Sesampai di kantor Gubernur Sumsel, massa aksi disambut puluhan Pol-pp dan puluhan  polisi, ditambah dengan satu water tank,. Perwakilan massa aksi dari masing-masing kabupatenpun, secara bergantian menyampaikan aspirasi para petani. Di depan massa aksi, akhirnya perwakilan massa aksi diterima oleh assisten satu Gubernur untuk berdialog.
Ruangan dialog dipenuhi sembilan pejabat pemerintahan, belasan perwakilan petani dengan didampingi Direktur Walhi Sumsel Anwar Saddat, anggota Walhi Sumsel dan jurnalis. Dialog dimulai dengan penyampaian masalah-masalah yang terjadi di lapangan antara para petani dan perusahaan yang bersangkutan, hampir semua perwakilan petani dari daerahnya memiliki konflik dengan perusahaan bahkan ada yang bermasalah dengan kepolisian. Pejabat pemerintahanpun menjawab keresahan yang terjadi di lapangan dengan janji akan bertindak tegas terhapad hal tersebut.
Dialog menghabiskan satu jam lebih. Perwakilan massa aksi pun kembali ke rombongannya. Aksi peringatan hari tani tersebut berakhir pukul 17.00, mereka pun kembali ke daerahnya masing-masing menggunakan bus dan truk saat pergi ke Palembang. (Tian)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda