Kamis, 08 September 2011

Rayap Penggerogot Pahala

O you who believe! Fasting is prescribed to you as it was prescribed to those before you, so that you may become righteous. (Wahai kamu yang beriman! Berpuasa diperintahkan kepadamu seperti diperintahkan kepada mereka sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang yang bertakwa.)(versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)
Sahabat setia LPM GS yang dimuliakan Allah, masih pada puasa kan? Alhamdulillah. Tentunya para mahasiwa yang soleh dan soleha seperti kita ini tetap berpuasa di tengah-tengah kegiatan perkuliahan yang melelahkan. Amin.. amin..
Temen-temen pasti udah pada tahu kan bulan puasa adalah bulan yang sangat mulia dimana setiap perbuatan baik akan dilipat gandakan pahalanya. Banyak orang-orang yang sedang sakit ingin dipertemukan kembali dengan bulan ramadhan, mereka ingin berpuasa, mereka ingin mengumpulakan pahala, mereka ingin merasakan indahnya, nikmatnya menjalani ibadah di bulan puasa. Namun manusia kadangkala tidak mengunakan kesepatan emas yang diberikan Allah. Beberapa dari kita tidak memperhatikan perbuatan-perbuatan yang dapat menggerogoti pahala puasanya, mereka hanya menahan lapar dan haus sehingga ibadah yangdijalani tidak sempurna atau bahkan nol.
Adapun perbuatan yang menggerogoti pahala ibadah puasa yang akan kita bahas yaitu lie atau bohong.Pernah bohong gak temen-temen? Alhamdulillah pernah, Hehe. Kita (termasuk penulis nih, hehe) pasti pernah melakukan melakukan perbuatan curang ini.Cukuplah sebutan bagi seorang sebagai pembohong bagi yang mengatakan semua hal yang dia dengar. Karena semua hal yang didengar ada yang benar dan ada pula yang salah. Dan disebut pembohong juga karena dia banyak berbicara. Semakin banyak berbicara maka semakin banyak pula salahnya.
“Bohong atau dusta adalah mengkabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya.”

Yang disebut bohong atau dusta adalah mengkabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Dan itu tidak disyaratkan harus sengaja. Seseorang yang mengatakan sesuatu akan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan, maka dia telah berbohong, entah dia mengatakannya itu dengan niat sengaja atau tidak.

Begitulah yang Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- sabdakan dalam hadist berikut :

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ


Artinya : "Cukuplah seorang itu (disebut) telah berdusta jika mengatakan semua yang didengar." (HR Muslim)

Menjaga lisan adalah termasuk prioritas utama seorang muslim. Bahkan menjaga lisan juga disebut sebagai syarat seseorang masuk surga. Karena lisan seseorang bisa sesat dan menyesatkan orang lain, karena lisan pula seseorang bisa benar dan mengajak orang lain kepada kebenaran. Mengatakan hal-hal yang sudah nyata kebenarannya saja jauh lebih baik dari pada selalu mengatakan hal-hal yang belum pasti kebenarannyaa atau diam saja lebih baik dari pada mengkabarkan tentang sesuatu yang dia pun tidak tahu itu benar atau salah.
Selalu mengatakan yang baik kepada orang lain dan tidak mengatakan keburukan orang kepada orang lain. Banyak hukuman-hukuman didunia ini yang bermula dari pelanggaran lisan. Terpaksa mengaku pun dapat dihukum walaupun sebenarnya dia tidak melakukannya. Karena itu, menjaga lisan dan mengatakan kebenaran walau itu pahit rasanya.

Bohong itu layaknya rayap yang menggerogoti kayu. Yang membuat kayu itu rapuh tak bervolume.Nah temen-temen,sebisa mungkin kita tidak melakukan perbuatan tercela satu ini. Kasian banget deh bagi kita-kita yang udah capek-capek puasa menahan panasnya hawa di bus dari indralaya palembang atau palembang inderalaya tapi nilai puasanya Nol. Lebih baik kita melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa mendekatkan diri kita dengan Allah.

Dalam suatu hadits qudsi, Allah SWT berfirman “Jikalau seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta dan jikalau ia mendekal padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas.” (HR. Bukhari)

Semakin seseorang memperbanyak dan membiasakan berbuat baik, maka semakin banyak terbuka pintu-pintu kebaikan yang lain. Hal ini sesuai dengan hadits qudsi diatas bahwa semakin tinggi intensitas dan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT maka semakin dekatlah kita dengan-Nya. Keep Hamasah ^_^. (dinal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda