Judul Buku :Sarjana Muda Menantang Samudra Kehidupan
Penerbit : Ufuk Press
Penulis : Menur Widilaksmi & Gatotkoco Suroso
Ukuran : 14 x 20.5 cm
Jumlah Halaman : 480 halaman
Tahun Terbit : 2011
ISBN : 978-602-8801-86-7
Harga : Rp. 68.900
Sarjana Muda Menantang Samudra Kehidupan adalah novel yang ditulis oleh dua penulis muda Indonesia. Menur Widilaksmi, perempuan 24 tahun yang sudah berhasil meraih gelar master dan profesi psikolog klilnis yang berkecimpung didalam komunitas penulis Hermes. Dan Gatotkoco Suraso, penulis yang selalu berkeinginan kuat untuk merevolusi perfilman Indonesia.
Buku ini menceritakan sesosok pemuda bernama Langgeng. Pemuda yang hanya berbekal suatu tekad dan keresahan atas kemiskinan di tanah kelahirannya, Kedung Pring. Langgeng mempunyai mimpi dan cita-cita mulia didalam hatinya. Pemuda yang ingin membangun desanya dan memberikan kaedilan bagi tetangga serta keluargannya. Ia sangat ingin mengubah kepercayaan bahwa orang kecil adalah orang yang pada akhirnya, terlalu sering kalah. Ia yakin, kemenangan pasti bisa diraih orang kecil yang sudah biasa merasakan kalah. Berjuang keras untuk melawan takdir yang ia derita. Demi mewujudkan impiannya, ia tak pernah putus asa dan selalu bisa menyingkirkan halang rintang yang selalu menghampirinya. Setelah berjuang keras untuk mendapatkan gelar Sarjana. Ia pun mengambil keputusan untuk pergi ke Jakarta. Dengan semangat yang menggebu-gebu Langgeng berjanji begitu ia sukses, ia akan kembali ke desanya untuk membangun desa kedung pring.
Namun Gegas senja di kota Jakarta ternyata amat berbeda dengan yang ada di Kedung Pring. Langgeng di tuntut untuk menjadi orang yang tak boleh tertinggal, terbentur, bahkan terjatuh di antara gedung pencakar langit yang menjulang. Setelah sekian bulan ia menjadi sarjana pengangguran di Jakarta, kini ia pun memetik hasil manis dari hasil perjuangannya selama ini. Ia memulai untuk membuka usaha restoran dengan menerapkan strategi yang unik, yaitu dengan mengkombinasikan bumbu-bumbu antar daerah. Dan mengikutsertakan restorannya dalam ajang kontes yang sangat membantu untuk mendongkrak citra restorannya tersebut. Karena usaha retorannya berkembang pesat maka Langgeng pun menyerahkan kendali restoran tersebut ke tangan teman-temanya semasa kuliah yang dengan sama-sama membangun restoran tersebut.
Akhirnya Langgeng pun kembali ke desa, untuk membangun desanya.
Dengan modal kesuksesan membangun usaha di Jakarta, Langgeng semakin mantap dan dekat untuk mewujudkan impiannya dengan modal yang ia punya. Sesampainya di desanya, Langgeng membangun pariwisata Waduk yang dekat dengan desanya. Dalam waduk tersebut Langgeng ingin membuka dan mengembangan perekonomian desanya tersebut dengan menarik turis domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke desanya. Impinnya pun kini telah tercapai, Langgeng pun tersenyum manis dengan hasil yang ia dapat.
Buku yang sangat menarik untuk dibaca semua kalangan. Ceritanya mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh. Sang penulis mampu melihat realita yang terjadi di Indonesia. Penulis ingin menggambarkan bagaimana ia sangat mendambakan seorang pemimpin bangsa yang adil dan bijaksana. Disamping itu sang penulis menginginkan adanya pendidikan yang merata. Ia ingin memberitahukan bahwa pendidikan juga sangat diperlukan bagi orang yang tidak mampu. Melalui buku ini pula penulis menuangkan sebuah pemikiran yang sangat realita tentang masalah politik dan ekonomi ( dimana suap-menyuap dan korupsi bisa terjadi dimana saja dan bagaimana perjuangan seorang anak yang lahir dari keluarga tidak mampu untuk mewujudkan impiannya yaitu memajukan desa dimana ia tinggal ). Terakhir buku ini memberitahu kita bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan hati, kerja keras dan pantang menyerah akan membuahkan hasil yang manis. (GS-MEY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda