Dewasa ini, istilah mahasiswa semakin sering didengar dalam percakapan sehari-hari, hal ini lantaran maraknya aksi demonstrasi yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa yang menuntut perbaikan atas kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang konon tidak berpihak pada rakyat kecil. Namun, apa sebenarnya mahasiswa itu? Tentu ada banyak definisi dan persepsi mengenai kata ini. Menurut Wikipedia.org, mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Secara global, definisi di atas sudah cukup menggambarkan seperti apa mahasiswa itu sebenarnya, hanya saja secara spesifik, istilah mahasiswa tidak hanya merujuk pada defenisi tersebut, lebih luasnya, mahasiswa bisa diartikan sebagai suatu proses perubahan diri menjadi dewasa, perubahan tingkah laku dan pola pikir dimana kita bisa membedakan yang mana yang baik dan buruk bagi kita, dan secara otomatis memegang tanggung jawab sebagai pemegang tampuk estafet kemajuan bangsa serta konkretnya tanggung jawab tehadap kampusnya, tanggung jawab terhadap kuliahnya, tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
Selama beberapa dekade di awal masa kemerdekaan republik ini, peran mahasiswa sebagai tonggak perjuangan bangsa dan gerbang utama pencapaian misi dan tujuan bangsa ini masih dipandang sebelah mata dan tidak begitu dipedulikan keberadaannya. Namun, sejak peristiwa bersejarah pada awal tahun 1998, tepatnya pada bulan Mei dimana ribuan mahasiswa berhasil memaksa presiden Soeharto (preseiden kedua RI sekaligus penguasa Orde Baru) untuk mundur dari jabatannya, peran mahasiswa menjadi sangat diperhitungkan dan tidak bisa dianggap sepele lagi. Betapa tidak, sejak saat itu, upaya-upaya untuk memperbaiki bangsa terus berkelanjutan dan mahasiswalah yang menjadi titik awalnya.
Diantara berbagai upaya tersebut, Tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 mungkin adalah peristiwa yang paling dikenang, pasalnya dalam peritiwa ini, seorang mahasiswa meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam upaya menyuarakan aspirasi masyarakat Indonesia untuk melakukan reformasi pada bangsa ini. Upaya ini memang berbuah sebuah perubahan, tapi siapakah para penggeraknya? Merekalah mahasiswa-mahasiswa Indonesia, yang begitu bersemangat dalam memperbaiki bangsa dan menuntut keadilan bagi semua golongan tanpa terkecuali. Dan kehidupan mahasiswa pada masa itu lebih kurang seperti lirik lagu Totalitas Perjuangan di bawah ini:
Kepada mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenagan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta.
Semua uraian diatas yang menggambarkan mahasiswa dan apa yang sudah dilakukan para pejuang muda ini sudah sepantasnya mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya dari kita semua, terlebih sebagai mahasiswa baru, hal tersebut haruslah menjadi panutan bagi kita semua agar menyadari besarnya peran mahasiswa saat ini. Oleh karena itu, menurut penulis, menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah kebanggaan pribadi sekaligus titik awal untuk mengukir prestasi yang lebih cemerlang karena mahasiswa-mahasiswa yang terdahulu sudah membuktikan betapa hebatnya mereka.
Berbicara mengenai mahasiswa, rasanya kurang lengkap jika kita tidak mengulas mengenai tempat dimana mahasiswa menjalani kehidupannya sebagai cendekia muda. Tempat tersebut tentunya adalah universitas atau perguruan tinggi. Lebih akrabnya, tempat tersebut disebut kampus. Kampus, dalam bahasa Latin adalah campus yang berarti “lapangan luas”, “tegal”. Singkatnya, kampus adalah tempat menuntut ilmu bagi para mahasiswa.
Berbeda dengan masa-masa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang konon adalah masa paling indah, dunia kampus tentu mempunyai ciri khasnya sendiri. Akan ada banyak hal baru yang akan kita temui dalam kehidupan kampus, misalnya lingkungan yang baru, orang-orang yang baru dan berbeda kepribadiannya satu sama lain serta berkembanganya pola pikir yang berbeda pula.
Di lingkungan kampus, kesan individualistik cenderung lebih menonjol dan biasanya sifat yang kurang begitu peduli pada sekitar ini dimiliki oleh hampir semua mahasiswa sehingga semuanya berpotensi menganut paham ini. Sesungguhnya hal ini lebih dikarenakan kondisi kampus yang menuntut mahasiswanya untuk menjadi lebih mandiri, namun hal ini bisa kita minimalisir dengan memperbanyak mengikuti berbagai kegiatan di kampus.
Selain lingkungan yang baru dan berbeda dari kehidupan di SMA, di kampus, kita juga akan menemukan orang-orang yang baru, teman-teman baru serta para pengajar baru yang kesemuanya itu memiliki watak dan kepribadian yang berbeda satu sama lain. Hal ini haruslah menjadi kesadaran bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, untuk itu, tidaklah berlebihan jika kita menyebut dunia kampus sebagai dunia yang sama sekali baru bagi kita.
Jika dibandingakan pada sisi yang lainnya, perbedaan yang cukup mendasar dari kehidupan SMA dan dunia kampus adalah tujuan menempuh pendidikan pada jenjangnya. Jika pada saat SMA kita dipusingkan dengan berbagai pilihan untuk meneruskan pendidikan selanjutnya maka saat menjadi mahasiswa, kita akan lebih cenderung untuk memfokuskan diri pada tujuan akhir proses pendidikan tersebut, dan adalah sebuah hal yang klasik menyangkut masalah ini : lapangan kerja. Hal ini secara alamiah akan menguras pikiran para mahasiswa selama menempuh pendidikan di kampus.
Selain hal-hal di atas, dalam dunia kampus proses pembelajaran menjadi hal yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan proses belajar mengajar di jenjang pendidikan sebelumnya. Ada begitu banyak hal yang benar-benar harus diperhatikan disini. Sistem pendidikan yang menuntut guru untuk lebih aktif mengajar dan memberikan ilmu pada peserta didik tidak akan ditemukan lagi, sebaliknya, mahasiswalah yang harus lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.
Dunia kampus, pastilah bukan berisi orang sembarangan. Banyak orang-orang hebat baik dari kalangan dosen, alumni ataupun mahasiswa yang rasanya sangat sayang jika tidak menimba ilmu dari mereka. Setidaknya kecipratan dan ketularan. Untuk bertanya tentang berbagai hal, tidak susah untuk mengakses karena banyak pakar yang bisa dijadikan rujukan.
Secara lebih detail, proses pembelajaran dalam perkuliahan mengenal berbagai istilah yang kemungkinan besar belum diketahui oleh pelajar pada umumnya. Diantara istilah-istilah tersebut, yang paling sering di dengar adalah SKS (Satuan Kredit Semester) dan KRS (Kartu Rencana Studi). SKS adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, dan besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan di universitas. Sedangkan KRS adalah rancangan SKS yang akan diambil pada setiap semesternya. Dan jika ada semacam perubahan dalam pelaksanaan prosesnya bisa diperbaiki dengan Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS). Di akhir semester mahasiswa akan mendapatkan Kartu Hasil Studi (KHS) yang berisiskan pencapaian nilai-nilai mahasiswa selama proses pembelajarannya dalam satu semester.
Sistem pembelajaran seperti di atas otomatis menjadikan waktu belajar (kuliah) bagi mahasiswa menjadi dinamis dan tidak terlalu terpaku pada jadwal yang menuntut kita untuk mematuhinya bagaimanapun caranya. Namun demikian, mahasiswa harus tetap konsekuen dengan jadwal kuliah mereka. Sistem ini jelas memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Secara umum, sistem tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi lebih pandai mengatur waktu mereka, hanya saja, kurang aktifnya mahasiswa terkadang menjadi kendala dalam pencapaian akhir dari sistem tersebut.
Dalam dunia kampus, hal yang tidak bisa dipisahkan dari mahasiswa adalah kegiatannya di luar proses perkuliahan seperti keaktifan dalam berorganisasi dan mengikuti beberapa kegiatan kampus yang memiliki banyak nilai positif. Ada banyak sekali kegiatan kemahasiswaan yang bisa diikuti selama kuliah misalnya saja, MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) yang mengajak mahasiswa untuk lebih mencintai alam. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dimana kegiatan demokrasi dalam suatu kampus terpusat. Ataupun LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) salah satu wadah bagi mahasiswa yang ingin terjun langsung menjadi jurnalis kampus.
Secara umum kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa baru karena akan sangat membantu dalam proses pengenalan lingkungan dan kehidupan kampus. Selain itu kegiatan-kegiatan tersebut secara otomatis akan menjadikan mahasiswa sebagai pribadi yang aktif dalam berbagai kegiatan, sehingga pada akhirnya bisa memberikan kontribusi pada forum dimana ia menjadi anggotanya serta bagi almamater pada umumnya.
Sebagai mahasiswa yang aktif, sudah sewajarnya jika setiap mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kampus. Mahasiswa juga diharapkan menjadi partisipan yang aktif untuk menggunakan hak suaranya dalam proses demokrasi dalam dunia kampus. Sekali lagi, kegiatan-kegiatan tersebut akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa jika dilakukan dengan kebebasan yang bertanggung jawab.
Seperti kita ketahui bersama dunia kampus tidak hanya mengajarkan kita dalam mengejar target-taget nilai (belajar) tetapi juga secara tersirat mengajarkan kita bagimana berinteraksi dengan masyarakan luar secara langsung. Oleh karena itu, dalam kehidupan kampus peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kepribadiannya menjadi begitu besar. Mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan kreatifivitas dan inovasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Secara keseluruhan uraian di atas adalah potret ideal mahasiswa dan kehidupan kampus yang akan dijalaninya, namun di balik semua itu kehidupan mahasiswa dan dunia kampusnya terkadang jauh dari gambaran tersebut, terlebih lagi mahasiswa yang berada di tempat-tempat terpencil dan belum sepenuhnya bisa berinteraksi dengan dunia luar. Setidaknya beginilah potret kehidupan mahasiswa yang dapat penulis gambarkan. Dalam hal ini, sungguh menjadi seorang mahasiswa yang mau mengoptimaliasasikan diri adalah sebuah harapan kita bersama. Semoga kehidupan mahasiswa di bangsa ini menjadi lebih baik dari tahun ke tahun dan bisa benar-benar memberikan sebuah kontribusi untuk perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik pula.(vb)