Sebelum saya menjelaskan lebih jauh mengenai otak kanan, saya akan menguji ilmu Anda terlebih dahulu. Tahukah Anda apa fungsi dan kelebihan otak kanan dibandingkan otak kiri?? Okey, jika Anda tidak tau menjawab pertanyaan tadi ataupun bingung, saya sarankan Anda untuk tetap duduk manis di tempat masing-masing tentunya dengan membaca dan menghayati tulisan ini. Sebenarnya tulisan saya ini terinspirasi setelah saya membaca buku Ippho Santosa. Yah, dia adalah pengarang buku yang menjadi national bestseller dan sering menjadi topic seminar yaitu 13 wasiat terlarang! Dahsyat dengan otak kanan!(masuk MURI), 10 jurus terlarang, marketing is bullshit.. meledakakan profit dengan kreatifitas dan otak kanan dan masih banyak buku yang lain.
Beliau mengatakan otak kanan adalah kebutuhan. Ke-bu-tuh-an!. Mengapa demikian?? Karena menurutnya kesuksesan itu lebih dari 80 persen ditentukan oleh otak kanan, lantaran tak tercerainya antara otak kanan dengan EQ dan SQ. Namun yang terjadi di pendidikan konvensional negara kita, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi selalu dan terlalu banyak mencerdaskan otak kiri. Terlebih-lebih pendidikan pacsa sarjana. Pokoknya, makin tinggi, makin kiri. Hanya proses pembelajaran di playgroup dan TK yang masih menaruh perhatian pada otak kanan. Sungguh, itu patut disayangkan! Otak kanan telah dilalaikan dan diabaikan selama ini.
Masih bingung?!! Okey, kita lanjutkan ceritanya biar lebih nyambung. Dengan gemblengan pendidikan yang serba kiri, tak dapat dielakkan mayoritas orang kuat otak kirinya. Hanya segelintir orang yang kuat otak kanannya. Mau bagaimana lagi, jadilah mereka golongan minoritas!. Adapun alur pikiran golongan minoritas yang sangat kreatif, intuitif, imajinatif, impulsive(tidak terencana), difus (tidak fokus), dan lateral (tidak berurut) ini, jelas-jelas tidak nyambung dengan alur pikiran golongan mayoritas yang bersifat logis, realistis, focus, terencana, analistik dan kuantitatif. Ujung-ujungnya, golongan minoritas sering dicap ‘sinting’ oleh golongan mayoritas. Hm, orang sukses itu ‘kan memang minoritas.
Sudah tau apa itu otak kanan, selanjutnya kita akan membahas mengenai keunggulan otak kanan di banding otak kiri. Misteri otak kanan lanjuuttt..!. Otak kanan (otak minoritas) dan otak kesuksesan sudah dibahas, kemudian otak kanan adalah otak kebaikan. Serba kanan menurut pengamatan Ippho di kultur islam, nasrani, bahkan Indonesia identik dengan kebaikan. Contohnya, kalau Al-Qur’an memuat istilah golongan kanan, maka injil memuat istilah sebelah kanan. Malah dalam Bahasa Inggris kebetulan kata ‘kanan’ dan kata ‘benar’ sama-sama diterjemahkan menjadi ‘right’ sedangkan kata ‘kiri’ dan kata ‘ketinggalan’ sama-sama diterjemahkan menjadi ‘left’. Sudah tau begitu, mana yang akan Anda pilih, right ahead or left behind?
Otak kanan, otak kekayaan. Penghuni kuadran kanan seperti pengusaha dan investor itu cemerlang otak kanannya. Sebaliknya, bukankah penghuni otak kiri seperti karyawan dan professional itu cemerlang otak kirinya? Ujung-ujungnya, tentu saja yang kanan yang kaya (minoritas). Tulisan Ippho yang sangat menarik perhatian mengenai otak kanan otak kekayaan mengatakan bahwa sadarkah Anda akan rambu-rambu di jalan raya yang bertuliskan, “Gunakan lajur kanan untuk mendahului”. Entah terlintas di benak Anda atau tidak, rupa-rupanya untuk meraih kesuksesan, perintah tersebut jug berlaku seratus persen. Jelasnya, “Gunakan otak kanan untuk mendahului pesaing”.
Luar biasa, paten!. Sekilas kutipan-kutipan beliau di atas mengenai segelintir misteri otak kanan sudah sedikit membuka pikiran Anda mengenai pentingnya otak kanan untuk mencapai kesuksesan. Dan sudah saatnya Anda berubah dan tidak melalaikan otak kanan, terutama untuk Anda (seorang mahasiswa ataupun pemuda/pemudi) yang diberi tugas sebagai agent of change dan sedang melalui proses-proses panjang yang memiliki tujuan akhir yang sama yaitu untuk mencapai kata kesuksesan. Besar harapan kami, setelah membaca tulisan ini kesuksesan akan menghampiri diri kita jika kalian benar-benar mengasah otak kananmu dan tidak mengikuti arus golongan mayoritas. (sumber buku Ippho Santosa) (fenty)
Baca Selanjutnya »»